Ketukan Dahan Pohon Cemara
Hatiku adalah seekor tupai dewasa, warnanya abu abu kecoklatan. Kebiasaannya di pagi dan sore hari, berlompatan di cabang dan ranting ranting pohon.
Pada suatu rabu pagi, hatiku seperti biasa berlompatan di ranting ranting pohon cemara di pinggir sungai berair jernih. Tak seperti biasanya, kali ini terdengar nyanyian burung kenari. Hatiku bukan pertama kali mendengar suara indah burung kenari, tapi pagi itu suara seekor kenari benar benar berbeda. Suara sang kenari menarik narik hati hatiku, mengetuk ngetuk jantungnya, mengisi seluruh saluran dengar hatiku, tiba tiba hatiku pun terjatuh, terkesiap dan segera melompat kembali ke ranting pohon cemara yang menjulur ke pinggir sungai. “Huuh, hampir saja” teriak hatiku. Memang hampir saja hatiku jatuh terguling kedalam sungai, beruntung kali ini hatiku sigap menerjang ranting pohon terdekat.
Suara kenari itu masih terdengar. Dicarinya asal suara, tertangkap mata hatiku, seekor kenari bertengger di pohon cherry. Warna bulunya kuning bersih, mengkilap. Raut wajahnya lucu dengan kelembutan kulit terbaik putih merona merah, paruhnya berwarna kemerahan. Didekatinya sang kenari kuning dengan dua kali lompatan, nyanyian sang kenari kontan terhenti. Sang kenari mengibaskan sayapnya, menoleh ke arah hatiku dengan raut kesal dan heran. “Tak tahu diri ini tupai…”.
Sepekan berlalu, tanpa pertemuan. Masih di rabu pagi pekan berikutnya, hatiku kembali bertemu dengan Kenari Kuning. Hatiku menyapa kenari kuning, dibalas sapanya oleh kenari kuning, hatiku mendekat. Sejak rabu pekan kedua itu, hatiku merasa dekat dengan sang kenari kuning.
Kamis, Jum’at, Sabtu, Minggu, Senin dan Selasa, hatiku selalu bertemu dengan kenari kuning.
Rabu pagi minggu ketiga, hatiku mengetuk ngetukkan jemarinya ke dahan pohon cemara, kenari kuning menimpali dengan suara nan indah. Hatiku tidak pandai bernyanyi, kenari kuninglah yang membuatnya indah. Hatiku hanya bisa menjaga ketukan dengan irama yang sama, kenari bernyanyi dengan leluasa, semakin lepas semakin indah.
Rabu pagi minggu ketiga, hatiku dan kenari kuning menjaga harmoni ensamble sederhana, ketukan dahan cemara. Berhari hari hatiku semakin menuai hari hari indah. Hatiku semakin terlena. Dicintainya sang kenari kuning, melambung angan dan jiwanya. Raganya seolah terlepas dari jiwa saat bersama kenari kuning. Hatiku lupa menjaga irama, ketukan dahan tak lagi terjaga berirama, hatiku dipenuhi rasa bahagia, ketukan dahan cemara terlupa, hatiku merasa bahagia, ketukan dahan cemara terlupa.
Hatiku bermimpi di dahan cemara, akan terlahir putra nan Tangguh, pandai bernyanyi, pandai menjaga irama ketukan dahan pohon cemara, pandai terbang dan pandai melompati ranting ranting. Mimpi hatiku melambung, ketukan dahan cemara tak terjaga, kicauan masih indah, ketukan dahan cemara tak terjaga, kicauan kenari masih indah.
Rabu, dua tahun tiga bulan, setelah rabu pagi pekan ketiga. Ketukan dahan cemara tak terjaga, harmoni tak terjaga. Hatiku terkesiap saat rabu dua tahun tiga bulan setelah rabu pagi minggu ketiga, kenari mengibaskan sayapnya meninggalkan harmoni yang tak terjaga.
Hatiku tersadar ketukan dahan dipohon cemara tak terjaga. Dikembalikannya irama ketukan dahan cemara dalam ensambel harmoni sederhana, sang kenari kuning sudah tak ada.
Hatiku berirama dalam ketukan dahan cemara, nyanyian kenari kuning sudah tak ada. Hatiku tak pandai bernyanyi,… bergumam, berdoa dan akhirnya bernyanyi juga dalam ketukan dahan cemara… kali ini hatiku bernyanyi sendiri…hatiku memintakan maaf…
I wish you bluebirds in the spring
To give your heart a song to sing
And then a kiss
But more than this
I wish you love
And in July a lemonade
To cool you in some leafy glade
I wish you health
And more than wealth
I wish you love
My breaking heart and I agree
That you and I could never be
So with my best
My very best
I set you free
I wish you shelter from the storm
And a cozy fire to keep you warm
And most of all
When snowflakes fall
I wish you love
Hatiku adalah seekor tupai dewasa, warnanya abu abu kecoklatan. Kebiasaannya di pagi dan sore hari, berlompatan di cabang dan ranting ranting pohon.
Pada suatu rabu pagi, hatiku seperti biasa berlompatan di ranting ranting pohon cemara di pinggir sungai berair jernih. Tak seperti biasanya, kali ini terdengar nyanyian burung kenari. Hatiku bukan pertama kali mendengar suara indah burung kenari, tapi pagi itu suara seekor kenari benar benar berbeda. Suara sang kenari menarik narik hati hatiku, mengetuk ngetuk jantungnya, mengisi seluruh saluran dengar hatiku, tiba tiba hatiku pun terjatuh, terkesiap dan segera melompat kembali ke ranting pohon cemara yang menjulur ke pinggir sungai. “Huuh, hampir saja” teriak hatiku. Memang hampir saja hatiku jatuh terguling kedalam sungai, beruntung kali ini hatiku sigap menerjang ranting pohon terdekat.
Suara kenari itu masih terdengar. Dicarinya asal suara, tertangkap mata hatiku, seekor kenari bertengger di pohon cherry. Warna bulunya kuning bersih, mengkilap. Raut wajahnya lucu dengan kelembutan kulit terbaik putih merona merah, paruhnya berwarna kemerahan. Didekatinya sang kenari kuning dengan dua kali lompatan, nyanyian sang kenari kontan terhenti. Sang kenari mengibaskan sayapnya, menoleh ke arah hatiku dengan raut kesal dan heran. “Tak tahu diri ini tupai…”.
Sepekan berlalu, tanpa pertemuan. Masih di rabu pagi pekan berikutnya, hatiku kembali bertemu dengan Kenari Kuning. Hatiku menyapa kenari kuning, dibalas sapanya oleh kenari kuning, hatiku mendekat. Sejak rabu pekan kedua itu, hatiku merasa dekat dengan sang kenari kuning.
Kamis, Jum’at, Sabtu, Minggu, Senin dan Selasa, hatiku selalu bertemu dengan kenari kuning.
Rabu pagi minggu ketiga, hatiku mengetuk ngetukkan jemarinya ke dahan pohon cemara, kenari kuning menimpali dengan suara nan indah. Hatiku tidak pandai bernyanyi, kenari kuninglah yang membuatnya indah. Hatiku hanya bisa menjaga ketukan dengan irama yang sama, kenari bernyanyi dengan leluasa, semakin lepas semakin indah.
Rabu pagi minggu ketiga, hatiku dan kenari kuning menjaga harmoni ensamble sederhana, ketukan dahan cemara. Berhari hari hatiku semakin menuai hari hari indah. Hatiku semakin terlena. Dicintainya sang kenari kuning, melambung angan dan jiwanya. Raganya seolah terlepas dari jiwa saat bersama kenari kuning. Hatiku lupa menjaga irama, ketukan dahan tak lagi terjaga berirama, hatiku dipenuhi rasa bahagia, ketukan dahan cemara terlupa, hatiku merasa bahagia, ketukan dahan cemara terlupa.
Hatiku bermimpi di dahan cemara, akan terlahir putra nan Tangguh, pandai bernyanyi, pandai menjaga irama ketukan dahan pohon cemara, pandai terbang dan pandai melompati ranting ranting. Mimpi hatiku melambung, ketukan dahan cemara tak terjaga, kicauan masih indah, ketukan dahan cemara tak terjaga, kicauan kenari masih indah.
Rabu, dua tahun tiga bulan, setelah rabu pagi pekan ketiga. Ketukan dahan cemara tak terjaga, harmoni tak terjaga. Hatiku terkesiap saat rabu dua tahun tiga bulan setelah rabu pagi minggu ketiga, kenari mengibaskan sayapnya meninggalkan harmoni yang tak terjaga.
Hatiku tersadar ketukan dahan dipohon cemara tak terjaga. Dikembalikannya irama ketukan dahan cemara dalam ensambel harmoni sederhana, sang kenari kuning sudah tak ada.
Hatiku berirama dalam ketukan dahan cemara, nyanyian kenari kuning sudah tak ada. Hatiku tak pandai bernyanyi,… bergumam, berdoa dan akhirnya bernyanyi juga dalam ketukan dahan cemara… kali ini hatiku bernyanyi sendiri…hatiku memintakan maaf…
I wish you bluebirds in the spring
To give your heart a song to sing
And then a kiss
But more than this
I wish you love
And in July a lemonade
To cool you in some leafy glade
I wish you health
And more than wealth
I wish you love
My breaking heart and I agree
That you and I could never be
So with my best
My very best
I set you free
I wish you shelter from the storm
And a cozy fire to keep you warm
And most of all
When snowflakes fall
I wish you love
2 komentar:
Cieee ... Kayanya di cerita ini ada yang lagi jatuh cinta. Tapi kok ujung ceritanya begitu sih?? By the way ... Emang kenari sama tupai bisa jadi satu mas?? Kan itu dua spesies yg beda
hehehe
Posting Komentar