Senin, 08 September 2008

Roti Cane Keluarga Azahari


Roti Cane Keluarga Azahari

Saat Azahari tertembak di Malang dulu, aku besoknya langsung terbang ke KL untuk liputan "SIGI 30 Menit".Dari hari pertama, kedua, ketiga seluruh keluarga Azahari menutup diri.

Seluruh salam tidak ditanggapi, surat yang diletakkan di depan pintu tidak ada balasan dan kalaupun harus keluar rumah istri dan keluarga Azahari langsung menaiki dari garasi dan pergi.

Setelah tiga hari, dan kebetulan hari Jumat, anak Azahari bareng sama aku sholat di Masjid depan rumahnya. Wudhu bareng dan akhirnya duduk berdampingan di dalam masjid. Usai sholat jumat, kami bersalaman dan saling melempar senyum dan dia langsung kabur kembali ke rumah.

Sore harinya, istri Azahari dan anaknya pergi, ntah kemana. Aku mendekati mobil mereka, wajahnya tidak lagi ketakutan... Saat melintas aku lambaikan tangan, tidak ada balasan hanya nampak muka yang keheranan seperti bertanya mengapa wartawan ini tidak mencegat mereka, seperti yang mereka takutkan.

Hari keempat di KL, akhirnya kakak istri Azahari membukakan pintu. Terlihat wajah istri Azahari di meja makan. Dia mengenakan cadar warna hitam, melihat orang asing dia langsung meninggalkan ruang makan dan masuk kamar.Tidak ada wawancara dengan sang istri kata kakaknya, mereka hanya tersentuh melihat kami sudah berhari hari dari pagi sampai malam menunggu mereka buka suara, tapi herannya mengapa tidak pernah mencegat mereka. Targetku cuma satu, wawancara istri Azahari, sebelum mendapat itu kami tidak akan mengambil gambar secara paksa.

Atas keheranannya, pada hari keempat, sudah masuk di bulan puasa, kami diajak berbuka puasa bersama oleh kakanya, tidak didalam rumah tapi di teras belakang. Petang itu, menu berbuka puasanya roti cane dengan gule kambing. Itu adalah roti cane terenak yang pernah aku makan.

Memang tidak ada wawancara dengan istri Azahari, karena dia terlanjur kecewa dengan wartawan jawa post yang mengaku mewawancarai istri via telpon, padahal istri azahari tidak bisa bicara karena terkena kanker pita suara. Selebihnya mereka hanya percaya Trans TV karena enam bulan sebelum Azahari tertangkap, Trans TV membuat profil keluarga Azahari.Sebagai gantinya keluarga Azahari menjadi sangat membantu. Keluarganya bersedia diwawancarai, dan cerita cerita tentang Azahari.

Selain itu di Malaka, rumah kediaman keluarga Azahari bersedia menunjukkan kuburan yang telah dipersiapkan keluarga, bersedia menunjukkan foto foto Azahari waktu muda dan kami diajak ke kebun mangga keluarga mereka. Kebun keluarga itu berada di halaman belakang rumah, luasnya sekitar 2 hektar. Di kebun ini bekerja empat orang WNI sebagai tukang kebun dan penjaga.

Saat akan pulang ke Indonesia, setelah seluruh liputan selesai kami diminta mampir ke rumah keluarganya di Malaka. Rupanya mereka menyiapkan mangga untuk kami bawa ke Indonesia. Kami berterimakasih dan tidak mengambil banyak banyak seperti yang telah mereka siapkan, kami bawa mungkin tidak sampai 2 kilo.

Di hotel, mangga itu kami makan. Aku khusus membawa 3 mangga sebagai oleh oleh "Mangga Azahari", karena "Roti Cane Azahari" tidak bisa aku bawa ke Jakarta.

Azahari yang membuat KL lebih berkesan bagi aku.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

tulisan favorit saya
titik.

Alam Burhanan mengatakan...

trims, ya....

TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017

TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017 Oleh: Alam Burhanan Virginia, USA Mendengar kabar ada serangan yang mematikan, mende...