Selasa, 31 Oktober 2017

TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017


TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017
Oleh: Alam Burhanan
Virginia, USA

Mendengar kabar ada serangan yang mematikan, mendesirkan dingin di hati.
Siang ini di New York. Sekira pukul 3 siang, sebuah truk kecil menerjangi jalur pesepeda, dekat dari lokasi bekas gedung World Trade Center. Sebuah kawasan dengan sejarah terburuk serangan teroris 9/11.

Truk sewaan dari sebuah toko bangunan, meloncat pembatas jalan di jalan West Houston mengarah ke selatan mengambil jalur peseda di West Side Highway, Lower Manhattan.

Kendaraan terus melaju menyambar satu demi satu korban. Enam mati di tempat, dua lagi di rumah sakit. Belasan orang bertahan menahan sakit. Laju truk terhenti setelah berdebam menabrak truk sekolah.

Satu jam dari muncul berita di TV, tersiar video amatir. Pelaku berjenggot tebal keluar truk dengan membawa sesuatu berbentuk senjata. Dia berlari ke tengah jalan. Tak bersembunyi. Badannya terbuka seperti menantang tembakan, mencari mati. Kembali hati berdesir dingin, takut pelakunya adalah, lagi-lagi… lagi-lagi…

Di Amerika, menembak mati orang yang membawa senjata api adalah legal. Orang tersebut dianggap bisa membahayakan keselamatan warga dan petugas.

Lima menit setelah muncul video amatir, ada saksi mendengar pelaku berteriak berteriak “Allahu Akbar”. Desiran dingin kembali.

Pelakunya warga negara Uzbekistan. Usia 29 tahun. Datang ke Amerika tahun 2010. Dari namanya jelas Sayfullo Habibullaevic Saipov. Pelaku tunggal, lone wolf.
Polisi merilis catatan kriminal. Terdapat beberapa kali melakukan kriminal ringan termasuk ditahan karena masalah di jalan raya. Ada kecenderungan bermasalah. Mudah ter-radikalisasikan.

Polisi melumpukan Sayfullo dengan tembakan, mengena perut. Dia tak mati. Dilarikan segera ke rumah sakit untuk pembedahan.

Beberapa jam muncul lagi temuan catatan di mobil truk sewaan pelaku, bahwa serangan ini atas nama ISIS. Hanya tarikan dan hembusan nafas dalam. Masih mendesir dingin.

Kembali tercoreng muslim dan Islam. Kembali teridentikkan dengan kekerasan, dari tindakan orang sekelompok yang mengatas namakan agama. Pengecut!






Minggu, 29 Oktober 2017

MAKRIFAT KENTUT

MAKRIFAT KENTUT
Oleh: Alam Burhanan

Negara Malawi pernah mengajukan Undang Undang yang melarang kentut di tempat umum. Hukumannya pidana.
Hampir semua budaya menganggap kentut adalah brutal, aib, penuh kekasaran, dan tak hormat.

Sempat pula ada cerita bahwa tentara Amerika saat di Afghanistan dilarang untuk kentut bersuara di tempat umum. Padahal kentut itu terkadang susah dipisahkan dengan bunyi. Persis seperti hujan deras dan geledek.

Jalan bagus untuk kentut itu adalah cepat-cepat ke bilik WC dan dilepaskan di sana dengan segala kenikmatannya.

Semua pelarangan kentut adalah upaya agar hubungan sesama teman, sesama manusia lebih selaras.

Tidakkah kita kasian dengan kentut?
Manusia itu rata rata melepaskan kentut 14 kali sehari. Jadi sebenarnya kentut itu diakui atau tidak ada di udara kita.
Dokter juga menyarankan jangan tahan dan tunda kentut. Kentut itu sehat.
Orang sehabis operasi juga terkadang ditunggu kentutnya oleh dokter.
Petugas medis suka nanya, “sudah kentut belum?”, kalau kita jawab “belum” dia lantas bilang “ditunggu ya”. Tuh…
Jikalau kita bilang “sudah kentut”, dokter atau suster bilang “wah bagus…” ada juga yang lantas bilang “Alhamdulillah”.

Kalau secara kesehatan sudah gemilang terbukti bahwa kentut oke dan sehat, sekarang kita lihat kentut dalam perspektif sosial.
Siapa yang berani kentut di depan orang yang sedang ditaksirnya? Bau lagi… nggak ada! Nggak berani!
Ada yang berani kentut di saat rapat kantor? Mungkin ada… tak nggak akan ngaku.

Dalam konteks sosial kentut itu adalah bentuk sedekat-dekatnya hubungan. Kalau kita sudah sangat dekat dan tidak lagi jaim, kentut hanya kenikmatan.
Teman dekat, istri, suami tidak lagi menganggap kentut adalah bentuk perusak tatanan sosial, perusak hubungan.
Ada hal yang lebih penting dari persoalkan kentut.
Kentut bukan lagi dianggap senjata dalam diam tapi mematikan.
Kalau tingkat kita sudah menyatu, kentut itu adalah bentuk kedekatan optimal sesama manusia.
Saat kita tak lagi malu dengan kentut kita di dekat orang lain, artinya kita sangat dekat dengan mereka. Kita menyatu dengan mereka.

Kentutmu adalah kentutku juga.

Rabu, 25 Oktober 2017

HANTU FENOMENAL DI KBRI WASHINGTON DC

HANTU FENOMENAL DI KBRI WASHINGTON DC

Oleh: Alam Burhanan
Di Virginia, AS

“Mas, tadi malam saya denger main pianonya bagus sekali” puji tamu yang menumpang menginap di basement KBRI di jalan Massachussets Avenue, Washington DC.
“Ampun pak, saya nggak bisa main piano” balas penjaga malam.

Kisah lain, “hantu di sini iseng mas Alam, semalam laptop saya disembunyiin di bawah tempat tidur”
“Ah, lupa aja kali kang”
“Saya harus disiplin meletakkan barang-barang secara teratur, saya kan harus begitu selama perjalanan yang panjang keliling dunia. Kalau saya teledor, bisa repot saya selama perjalanan…” balas kang Jeje, penjelajah dunia dengan sepeda motor sekali waktu.

Belum lagi, beberapa photo yang ditunjukkan teman yang menangkap penampakan hantu. Bisa berwujud tubuh manusia berwajah samar, atau dalam bentuk pantulan cahaya.

“Dulu pernah ada video yang dimbil oleh anak Permias, kita lihat jelas sekali penampakan Evelyn… dia hilang dibalik dinding ini…” cerita mantan karyawan KBRI mas Kiko di lain kesempatan.

Cerita gedung KBRI bukan beredar di masyarakat Indonesia saja. Media asing pun mengutip salah satu rumah berhantu terhebat adalah KBRI Washington DC.

Presiden Soekarno memerintahkan Perdana Menteri Ali Sastro Amidoyo untuk membeli kantor kedutaan yang terbaik. Alasannya untuk menunjukkan Indonesia adalah Negara besar. Dibelilah rumah yang semula dimiliki oleh pengusaha emas sangat kaya Thomas Walsh, pada tahun 1951.

Saking kayanya Thomas Walsh, dia menghias bagian depan rumahnya dengan lembaran emas murni. Bukan lapisan. Selain itu konon di dalam gedung sempat dijadikan gudang penampung emas-emas murni.

Rumah itu kemudian diwariskan kepada putrinya Evalyn Walsh, yang menikah juga dengan anak pengusaha kaya di bidang property dan raja media di Amerika, Edward Bealy McLean. Pernikahan terjadi tahun 1908.

Pasangan muda ini sering berplesir. Hidup mereka berubah setelah liburan ke Perancis tahun 1911. Evalyn tergila-gila dengan permata terbaik dunia, Hope Diamond yang sedang dipamerkan.

Lalu mereka berburu Hope Diamond itu, sampai akhirnya kesepakatan tercapai.
Permata Hope Diamond identik dengan permata dengan warisan kutukan.
Tapi pasangan ini tak pernah percaya, sampai mati pun mereka tak pernah percaya.

Delapan tahun sejak membeli permata, anak mereka yang pertama meninggal karena ditabrak mobil. Aanak perempuannya mati karena overdosis dan menyusul beberapa peristiwa-peristiwa buruk lain, termasuk Edward yang menikah dengan perempuan lain. Meninggalkan Evalyn.

Evalyn meninggal di usia ke-60 karena sakit pneumonia.

Rumah ini lal tidak terawat. Perang Viethnam memperburuk situasi.
Setelah dijadikan gedung kantor kedutaan besar Indonesia, hantu tidak hilang. Tak hanya Evalyn, tapi juga perawat rumah dan lain sebagainya. Hantunya banyak.
Tapi Evalyn paling fenomenal.

Menurut pengakuan beberapa orang, penampkan Evalyn sering terjadi di sore hari di kamarnya di lantai tiga. Menatap ke arah luar dari jendela besar. Biasanya penampakan hilang setelah Evalyn masuk ke ruang ganti yang menyatu dengan kamar mandi.


Silahkan menikmati, kemewahan KBRI dengan cerita mewah hantu di Amerika.

Selasa, 24 Oktober 2017

SEPEDA BUTUT DAN KISAH JENDERAL YANG GAGAL MASUK AMERIKA

SEPEDA BUTUT DAN KISAH JENDERAL YANG GAGAL MASUK AMERIKA
Oleh: Alam Burhanan
Di Virginia, US

Udara di pertengahan musim gugur mulai dingin. Penutup kepala dari jaket aku lingkarkan ke kepala. Hoody istilahnya untuk penutup kepala yang menjadi bagian dari jaket. Hoody dijahit melekat dengan badan jaket.

Keluar dari kereta listrik usai kerja, hoody langsung berperan menahan dingin. Bergesa berjalan menuju parkiran sepeda. Langsung aku buka kunci pengaman sepeda, mengangkatnya untuk dikeluarkan dari penggantung, lalu memutarnya berbalik.

Dan, buuum… mataku berpapasan dengan pria tinggi besar persis di belakangku. Aku bersikap biasa saja. Rupanya di pria tinggi besar ini petugas keamanan di stasiun kota Reston, Virginia.
Melihat aku dengan yakin menyiapkan sepeda, dia menegur “kamu pastikan sepedamu selalu terkunci”,
Aku justru berbalik bertanya, “emangnya ada peristiwa pencurian sepeda?”
“Oh, ada beberapa hari lalu… pernah ada pria ber-hoody masuk dan mengambil sepeda. Dan kamu datang dengan berhoody lalu mengambil sepeda. Pastikan kamu kalau masuk ke parkir sepeda ini, hoodynya dilepas sehingga petugas bisa lihat wajah kamu. Ada tiga orang yang memantau dari kamera”.

Sedikit kaget aku membalas, “saya perlu hoody ini untuk menahan dingin di luar, makanya terus saya pakai. Tapi… baguslah kalau begitu, saya merasa lebih aman”

Dia tersenyum sedikit, “maafkan, karena kami tadi curiga”.
“Oo… nggak masalah”.

Parkir sepeda itu di tempat gratis. Di bawah sebuah apartemen yang bersebelahan dengan stasiun kereta. Sepeda yang diparkir di sini umumnya sepeda biasa saja yang dipakai setiap hari. Kalau sepeda bagus pasti harganya lebih mahal di parkir di tempat lain dengan ruangan yang terkunci dan hanya bisa diakses dengan kartu magnetic pemiliknya. Akses itu didapat dengan membayar biaya berlangganan.

Jadi apa hubungan dengan Jenderal yang gagal masuk ke Amerika?
Sebetulnya ini metode sederhana Sebab-Akibat saja.
Apa penyebabnya ini yang tidak sederhana.

Kalau kasus sepedaku, sudah jelas. Penyebab aku dicurigai karena memakai hoody dan mengeluarkan sepeda. Aku dicurigai akan mencuri. Akibatnya aku didatangi petugas dan diperiksa kecil-kecilan.
Padahal tempat parkir itu gratis, sudah ada pengumuman kehilangan bukan tanggung jawab pengelola. Ada pengumuman harus mengunci sepeda dan lain-lain. Jadi sebetulnya kalau pun sepeda hilang di sana tidak akan punya implikasi hukum apa-apa ke pengelola.

Nah kalau kasus Jenderal, apa penyebab harus dicari… apa penyebabnya.
Jawaban alasan resmi sudah beredar dimana-mana, Aku merasa tak perlu lagi menjejerkannya di sini. Tinggal google saja.

Satu lagi, aku tidak sedang menganalogikan bahwa Jenderal itu dicurigai mencuri.
Tapi ingin menegaskan bahwa pastilah ada penyebab yang membuat akibat.
Yang pasti penyebab bukanlah satu yang absurd. Ide, pikiran, pendapat bahkan ideologi bukan sesuatu yang bisa membuat seseorang terjerat hukum di Amerika.
Jadi ini bukan ide, pikiran, pendapat atau ideology… sepertinya!

OJO KAGETAN OJO GUMUNAN

OJO KAGETAN OJO GUMUNAN
Oleh: Alam Burhanan
di Virginia, US

Beribu-ribu mil ke arah timur, pria ceking itu baru terbangun dari tidur. Wajahnya semakin matang di usia yang hampir tigapuluh tahun. Ia membuka pintu rumah kecilnya, mencari koran pagi. Sekali raup, koran Kompas dan Kedaulatan Rakyat ia genggam.
Pintu depan rumah dibiarkan terbuka, koran dilemparkan ke sofa berbarengan dengan pantatnya. Tak lama ia raih koran Kedaulatan Rakyat, tangannya sedikit basah dari air berbasuh usai kencing.
Seperti hari-hari kemarin, dia membaca hampir semua isi koran. Termasuk iklan-iklan. Usai satu koran beralih ke koran kedua dengan jeda membuat kopi hitam tak bergula dari termos air panas.
Termos model lama yang dibeli di Progo, toko di belakang pasar Beringharjo. Termos itu adalah yang termahal dari jejeran termos-termos. Bukan karena alasan apapun, melainkan dia malas memilih. Di otaknya, yang terbaik itu pasti harganya mahal dan tahan lama. Toh, nantinya akan lebih menguntungkan karena umur pakai yang panjang. Termos itu sudah berumur sepuluh tahun. Ia pakai sebentar, lalu ditinggal kuliah dua tahun di Amerika. Usai gelar master diraih dia pulang dan kembali memakai termos panas berwarna merah itu.
Koran kedua yang dibaca pertama adalah rubrik internasional, lalu membaca rubrik opini, semakin ke halaman belakang secara berurutan.
Usai halaman paling belakang ia mengolesi satu roti dengan selai kacang. Satu roti lagi ia olesi dengan selai coklat, lalu ditangkupkan. Itu sarapannya di rumah, hampir setiap pagi.

Setelah tuntas dengan setangkup roti dan secangkir kopi hitam, barulah headline berita koran hari itu mendapat giliran dibaca. Tak ada berita yang menarik perhatian. Kasus tertangkapnya petinggi negara karena korupsi tak mengusiknya. Dia hanya membaca tanpa ekspresi, mengernyit pun tidak.

TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017

TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017 Oleh: Alam Burhanan Virginia, USA Mendengar kabar ada serangan yang mematikan, mende...