Rabu, 17 Desember 2008

Bulan Antarkan Cincinku

12 Desember 2008, hampir tengah malam...

Kucari bulan seperti setiap malam-malamku.
Bulan lebih indah malam itu, kabut seolah membuatkan cincin untuk sang Bulan.

Inginku berbagi...
Tapi kutakut kamu tak sudi...

Kulewati sendirian beberapa masa...
Berdoa... kau melihat indahnya bulan-ku membawakanmu cincin...
Kenari Kuning, dimana kamu saat masa meninggalkan 12 menjadi 13 Desember.



Bulan terlalu indah untuk kunikmati sendiri...
Kusampaikan pesan untuk adikku, yang juga saudaraku, yang juga bagian jejakku.
Kuingin adikku memberi arti atas indahnya...

Pesan ku, "Ada fenomena bulan bercincin".




8 komentar:

Anonim mengatakan...

Entah selewat atau menetap, cinta selalu punya arti bagi hati.

Dengan mengatasnamakan kejujuran. Bagiku di situlah cinta yang sesungguhnya bersemayam.

Entah memeluk erat, atau melepaskan sayapnya berkepak..

Terima kasih untuk berbagi keindahan menikmati bulan bercincin, Kakakku..

Alam Burhanan mengatakan...

Nggak mudah ya, untuk merelakan, hehehehe... akan ada suatu saat nanti.

Trims untuk mendengarkan dan berbagi ya...

Anonim mengatakan...

Kenapa tulisan ini saling berkaitan dengan tulisan di blog lain yang aku lihat (kayaknya)?Orang Jakarta lagi seneng nulis tentang bulan ya?:)

Anonim mengatakan...

Sebagai orang yang penakut.Saya mikirnya bukan kasih cicin or something like that...:(
Saya mikirnya malah waktunya serigala mencari2 mangsa+demit bergentayangan:)ihhhh....serem.

Kayaknya saya bukan tipe pakek hati, saya susah bikin puisi macem ada di blog mas Alam. Kayaknya sejak 3tahun lebih dikit saya sudah belajar lebih memakai logika. Tapi agak susah juga kalau bersinggungan dengan kerjaan saya ngurusin anak2 kebutuhan khusus.

Kayaknya yang nulis butuh menghirup udara seger di desa atau kota yang gak padet kayak tempat mas stay. Heeeeeiiiii kerjaan mana ada habisnya????:)

aq lagi...hehehe:)

Alam Burhanan mengatakan...

Waktu aku potret bulan, ada penjual martabak telur lewat dan melihat aku dalam kebingungan. Jadi aku sapa aja, " Mas, disana ada bulan bercincin!". Penjual martabak yang sedari tadi memang sudah melihat bulan itu, segera menyahut, " Mas, kalau kata orang di kampung saya... itu artinya bakal ada orang yang hilang...". Hehehe, dimakan serigala kali yeee...

Alam Burhanan mengatakan...

Iya, berkaitan dengan blog adikku.

Orang Jakarta itu baru seminggu pulang dari mudik, sudah kangen pulang kampung lagi.

Begitu, liat bulan jadi nyambung kan... karena dimana pun sedang berada, kita akan melihat bulan yang sama. Jadi titip rindu agar bulan menyampaikan kepada kampung, kepada teman, kepada sahabat, pada terkasih, dan lain-lain atas kangen yang berbeda.

Terimakasih ya, sudah mampir...

Anonim mengatakan...

Hai Bapak Alam...
Ya iyalahhhhh...orang pasti liat bulan yang sama. Dari jaman aku melek huruf diajarin bahwa: bumi itu cuma punya satu satelit yang mengelilinginya ya... si bulan itu. Serem banget kaliiii kalau ada 10 bulan. Tapi kayaknya asyik juga, karena orang tidak monoton memandang ke satu bulan. Seperti halnya orang harus berani "memandang " ke arah yang lainkan? supaya bisa merasakan benturan2 and happy feeling yang lain:)

Saya paling suka mengamati/mereka-reka perilaku seseorang. Kalau "bulannya" ada banyak pasti perlu mikir kenceng estimasinya seperti apa. Perlu mikir diagnosisnya:). Itung2 lagi belajar gantiin mama Laurent(padahal saya paling anti ama demit dan kawan2nya).

by:luv aq

Anonim mengatakan...

Haiiii....me again. Saya tambah dikit: "melihat" ke arah lain dalam koridor yang JELAS.Ok?

luv:me

TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017

TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017 Oleh: Alam Burhanan Virginia, USA Mendengar kabar ada serangan yang mematikan, mende...