Angin sisa musim dingin masih terasa menusuk-nusuk kulit, tapi apalah arti udara dingin dibanding untuk mendapatkan foto wajib bagi para pendatang di Washington DC. Aku telpon temanku Raphael Setyo, yang panggilannya Pepet (nggak nyambung bangeet…), untuk mengajak foto foto di Capitol Hill.
“ Ntar lagi ya, Lam… Gue masih ada kerjaan”, kata Pepet menyambut ajakanku yang standar itu. “Ok, ntar kabarin aja…”, balasku. Bersama Anggi, temanku dari Jakarta, kita nyoba naik bis ke Smithsonian Museum. Smithsonian adalah tempat pameran tentang kemajuan kedirgantaraan dan persenjataan Amerika Serikat. Sengaja kami memilih Smithsonian untuk dikunjungi sore itu, karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari kantor temanku di Virginia.
Sampai di Smithsonian, terkagum kagum dengan museum yang sekeren itu sama sekali tidak dipungut bayaran. Fasillitasnya keren, peralatan yang dipamerkan lengkap, dasar Amerika!!! kalau yang bersifat show kayak gitu, pasti keren. Nggak terasa dua jam kami berkeliling di Smithsonian, sampai akhirnya aku menghubungi Pepet dengan telepon umum. ” Hallo, Pet... ini Alam”, kataku. ” Woiii, dimana? Gue hubungi HP lu nggak nyambung” balas Pepet. ” Iya, gue lupa ngecharge, gue di Smithsonian...” sambungku lagi. ” Ok, lu tunggu di depan Smithsonian, ya.. gue jemput sekarang, nggak lama paling 5 menit” lanjut Pepet.
Nggak nyampe 10 menit, Pepet nyampe dengan mobil Volvo Hatchback silver-nya.. Bergegas aku dan Anggi naik mobil Pepet. ” Gue pikir lu dimana, nggak bisa-bisa gue hubungi”, cerocos Pepet begitu kami di dalam mobil. ”Pet, foto-foto di Capitol Hill...” ajakku. ”Oke, yuk... mumpung masih terang” sambut Pepet.
Gedung parlemen Amerika berada di Capitol Hill, hanya 10 menit berkendara kami tiba di Capitol Hill. Keluar dari mobil, langsung kurapatkan overcoatku, menolak angin dingin.
Selanjutnya gedung Capitol Hill menjadi latar belakang foto-foto kami. Gaya foto dengan gedung parlemen menjadi latar belakang adalah foto standar banget bagi pendatang. Beberapa orang yang pernah ke AS, rata rata punya foto dengan background Capitol Hill.
Orang-orang parlemen kita alias DPR RI, rata rata punya foto dengan gaya seperti ini, semula aku merasa foto kayak gini standar banget, bahkan menjadi seperti foto studio dengan retouch background gedung parlemen AS.Tapi mau apalagi, ternyata gaya itu memang keren bagi kami.
Saat aku membuka buka foto di Capitol Hill, temanku nyeletuk ”Heh, standar banget”. ”Iya sih..., tapi ntar kalo lu kesana pasti ngambil foto standar juga”.
Almost everything we call "higher culture" is based on the spiritualization and intensification of cruelty- this is my proposition; the "wild beast" has not been laid to rest, it lives, it flourishes, it has merely become-deified.(Friedrich Nietzsche, Beyond Good and Evil, 1885).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017
TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017 Oleh: Alam Burhanan Virginia, USA Mendengar kabar ada serangan yang mematikan, mende...
-
17 Agustus 2009, hari ini, aku bebas merdeka,… seharusnya ada acara wajib, upacara 17-an pukul 6.30 pagi di kantor, tapi aku dengan kemerdek...
-
1 of 3 2 of 3 3 of 3 Ini adalah Episode program Telisik di ANTV dengan judul Bisnis Narkoba di Dalam Penjara. Episode ini diputar pada Agust...
-
HANTU FENOMENAL DI KBRI WASHINGTON DC Oleh: Alam Burhanan Di Virginia, AS “Mas, tadi malam saya denger main pianonya bagus sekali”...
7 komentar:
Gak perlu jauh-jauh ke amrik buat foto dengan background di capitol hill, lam.. Studio-studio foto di jakarta udah ada latar belakang seperti itu..
kalo aku yang ke sana, posenya ngga akan standar. Alias norak abis, biar kontras sama gedungnya yang (sok) elegan ituh!
Hehehehe...
Mas Alam, tulisannya jayus, tapi(masih...aja) dikemas dengan "serius". Pancen wartawan tenan..
^_^
salam kenal tya:)temennya sebangkunya Prita.
Emang fotonya standar banget, cuma kalau tau angin dinginnya saat itu, wuiiih... gaya segitu sudah pol... hahahaha.
salam kenal tya:)temennya sebangkunya Prita.
2008 Desember 8 02:51
Hai, emang Prita punya bangku? :-)
Pantesan lidahku kegigit, bulu mataku rontok, dan telingaku panas!
ada yang lagi "ngrasani" aku sih..
*sok terkenal mode: on*
hahahaha...
Wah mas Prita itu gak punya bangku waktu dulu. Dia bawa sendiri dari rumah:)
Posting Komentar