Almost everything we call "higher culture" is based on the spiritualization and intensification of cruelty- this is my proposition; the "wild beast" has not been laid to rest, it lives, it flourishes, it has merely become-deified.(Friedrich Nietzsche, Beyond Good and Evil, 1885).
Rabu, 17 Desember 2008
Willy Obama
Selamat pagi?apa kabar bang? Ma2f mengganggu hari dinnas apa bang,
Wilhelmus obama, trimakasih GBU.
Pesan itu dikirim oleh temanku Wilhelmus, seorang Security di Gedung Sentra Mulia Kuningan. Hari itu, Selasa, 2 Desember 2008, Pukul 06.24 WIB.
Kabar baek Will, biasa aku masuk agak siang sekitar jam 10 atau 11 siang, balasku dengan sms. Tidak ada balasan setelah itu.
Sekitar jam sepuluh pagi, aku tiba di kantor dan kulihat Willy sedang berjaga di pintu masuk lantai 18, Gedung Sentra Mulia. “ Hei, Mr. Obama, What’s up?” tegurku, Willy senyum senyum sambil mendekat “ There is something special for you… from my father” bisik Willy pelan. “ Oh ya, … is it something from Flores?”. “ Yes,..” sahut Willy. “Hmm, What is it?” balasku pingin tau. “ You will see…”, Willy menghindar, kayaknya dia nggak terlalu nyaman ngobrol saat itu karena sedang dinas berjaga di depan pintu. Sebelum jadi petugas Security gedung kantorku, Willy pernah menjadi pemandu wisata di Bali.
Sekitar jam sebelas siang, aku keluar kantor untuk satu urusan. Willy datang menghampiri, “Abang pulang ke kantor lagi, kan?”. ” Iya Will,… sore” kataku. ”Ok, bang”, balas Willy.
Ternyata aku baru tiba kembali sekitar pukul tujuh malam. “Hei, Obama” sapaku, “ Iya bang, aku akan naik” balas Willy. Ruang kantorku berada di lantai 19, dan bisa dicapai hanya dengan tangga dari lantai 18. Sekitar sepuluh menit berada di mejaku, Willy datang dengan memegang sebuah bungkusan. “ Apa nih, Will?”, “ Special untuk abang” kata Willy sambil pamit. “Terimakasih, Obama…” sahutku, Willy melambaikan tangan.
Sepulang kantor, kubuka pemberian istimewa Willy. Terkesiap aku, ternyata isinya adalah sarung tenun Flores, berwarna coklat dan khas banget. Teringat aku pada tahun 2004, di Kupang, aku pernah mencari-cari sarung khas seperti pemberian Willy, tapi nggak dapet. Busyet… something special yang nggak pernah aku harap-harap tiba-tiba muncul setelah empat tahun setengah.
Segera, besok paginya aku sms Willy, mengucapkan terimakasih dan benar-benar terkaget-kaget dengan hadiah itu dan menanyakan mengapa memberi hadiah seindah itu.
Dan inilah jawaban Willy, sekitar pukul 12 siang:
Maaf baru balas bang, saya sangat brtrimakasih atas kebaikan dan suaranya, bahwasanya saya mirip obama, sukses selalu buat abang khususnya, dan buat kaka2 di Currant affair. GOD BLESS US ALL.tks.
Jadi Wilhelmus itu, sekitar bulan Desember tahun 2007, aku bilang bahwa dia mirip Barrack Obama. Waktu itu Obama belum terkenal banget di Indonesia. Saat Super Tuesday Pre-Election nama Obama makin mencorong. Saat itu, kalau aku sedang iseng aku panggil Willy dengan Obama. Terkadang saat Obama selesai kampanye di suatu tempat, aku tanya ke Willy “ Obama, Where have you been?”, jawabanya kadang kadang lucu-lucu, seperti dia bilang, Ohio, Alabama atau Chicago dll. Tampaknya Willy jadi mengikuti perkembangan kampanye Obama.
Kemudian saat Barrack Obama, menang dalam Popular-Vote Amerika Serikat mengalahkan Mc.Cain. Willy semakin getol kupanggil “Obama”. Sampai tiba saatnya teleponku berdering, produser Program Republik Mimpi bertanya, “ Lam, siapa nama si Obama?”. “Willy” balasku cepat. “Ok, trims, kayaknya kita akan memainkan Willy dalam Parodi Republik Mimpi…”. “Mantap!!!” jawabku. Tanpa sengaja Willy masuk ke News Room tak lama setelah aku memutus hubungan telepon. Kemudian aku tanya Willy nomor Hp-nya untuk berjaga-jaga kalau diperlukan.
Seminggu kemudian, aku secara tidak sengaja aku ketemu Effendi Ghazali, promotor Republik Mimpi. Setelah basa-basi nggak mutu, aku bilang ” Itu lo Bang, yang namanya Obama. Nama aslinya Willy”. Dan kebetulan Willy sedang berjaga di pintu hanya sekitar 5 meter dari Effendi Ghazali dan timnya tapi kehadiran Willy tidak disadari mereka. Aku segera memanggil Willy dan mengenalkannya. Ok,.. setelah perkenalan usai dan Effendi Ghazali minta nomor HP Willy secara langsung, aku beranjak ke ruang kerjaku. Sebelumnya Effendi Ghazali membisiki aku ” Mantap, kita poles dikit jadi!!!, ... orangnya juga keliatan baik”. ”Siip,...” kataku dan kemudian kami berpisah.
Akhirnya, sekitar dua minggu kemudian, Willy tampil di Republik Mimpi, berperan sebagai Barrack Obama. Walah... walah... walah... Mantap tenan.
Hidup terkadang penuh ketidaksengajaan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017
TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017 Oleh: Alam Burhanan Virginia, USA Mendengar kabar ada serangan yang mematikan, mende...
-
17 Agustus 2009, hari ini, aku bebas merdeka,… seharusnya ada acara wajib, upacara 17-an pukul 6.30 pagi di kantor, tapi aku dengan kemerdek...
-
1 of 3 2 of 3 3 of 3 Ini adalah Episode program Telisik di ANTV dengan judul Bisnis Narkoba di Dalam Penjara. Episode ini diputar pada Agust...
-
HANTU FENOMENAL DI KBRI WASHINGTON DC Oleh: Alam Burhanan Di Virginia, AS “Mas, tadi malam saya denger main pianonya bagus sekali”...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar