Sesaat sampai di lokasi yang telah ditentukan, rupanya hanya diperbolehkan dulu melihat pasukan GAM Aceh Timur show of force. Gaya senjata AK 47 di tangan kanan dan moncongnya diarahkan ke atas, menjadi gaya andalan. Selebihnya muka dipasang tanpa senyum, agar lebih macho, mungkin.. (serasa kayak Rambo!!!). Satu bendera GAM dibiarkan berkibar di tengah lapangan, dan seluruh anggota GAM yang ada disana melihat dengan takzim.
Setelah istirahat sekitar 10 menit, akhirnya sebuah tikar dari daun rumbia digelar, untuk apa gerangan, pikir dalam hati. Tak lama kemudian pimpinan GAM Aceh Timur, komandannya “Hambali” dan “Hasyim” (sumpah, saya lupa…) berbasa basi, dengan mengatakan, “Ayo, kita makan dulu sebelum ambil gambar”. Sesudah semua wartawan nggelesor di tikar, datanglah makanan. Rupanya mereka telah menyiapkan, nasi yang dibungkus daun pisang dan dilapisi kertas coklat (kayak bungkusan rumah makan padang), dan gule kambing yang dibungkus plastik.
Setiap wartawan dapat bagian satu nasi bungkus dan satu plastik gule kambing yang masih panas… Mantap. Kali ini tidak perlu nunggu aba-aba untuk mulai makan. Langsung tancap…..
Tapi setelah, satu dua sendok masuk mulut, ada yang aneh… wah, ternyata di sekeliling tikar dijaga oleh pasukan GAM dengan senjata AK 47. Aku nggak enak rasanya makan dengan diliatin, apalagi yang ngeliat dengan AK 47 (Tai… banget!!!). Aku, juga Tono, nawarin makan “ Ayo makan bang…” dengan senyum mringis mereka menyatakan “silahkan…”.
Gule kambingnya bener bener enak, dengan bumbu kental dan kaya rempah. Aku berseloroh dengan Tono, “ Ton, ini gule kambing dicampur ganja”. “ Mantap…”, kata Tono. Tapi sambil makan, bener bener terganggu, kenapa sih si GAM-GAM itu, tidak ngejagain di tempat yang tersembunyi atau minimal dengan jarak 15 meter dari kita. Persetanlah pikirku dalam hati, segera usai makan kusambar aqua botol ukuran sedang, langsung tenggak.
Setelah semua wartwan selesai makan, rebutan untuk ambil gambar menjadi pemandangan selanjutnya. Berbagai angle gambar diambil, berbagai angle berita dipikirkan, berbagai sumber diwawancarai, dan akhirnya selesai.
Komplit, akhirnya wartawan diarahkan untuk pulang. Tetap masih ada embel-embel jangan ambil gambar saat jalan keluar. (Mereka pasti ingin merahasiakan lokasi). Tapi kali ini, arahan itu tak diindahkan, ambil gambar jalan terus, walau dengan cara kucing kucingan dan curi-curian.
Peristiwa hari itu sebenarnya, cukup penting. Tergambar bahwa satu hari pasca penandatanganan damai, senjata masih banyak di tangan anggota GAM, dan sebagian AK 47. Setelah memasuki periode penyerahan senjata, ternyata senjata-senjata yang diserahkan kebanyakan senjata rakitan. Senjata organik AK 47, pelontar granat dan lain lain, masih sangat jarang yang diserahkan. Kemana senjata-senjata ini disimpan???.
Mungkin senjata-senjata itu, masih akan menjadi ”bumbu penyedap” saat makan gule kambing. (Tamat).
Almost everything we call "higher culture" is based on the spiritualization and intensification of cruelty- this is my proposition; the "wild beast" has not been laid to rest, it lives, it flourishes, it has merely become-deified.(Friedrich Nietzsche, Beyond Good and Evil, 1885).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017
TEROR DI MANHATTAN, 31 OKTOBER 2017 Oleh: Alam Burhanan Virginia, USA Mendengar kabar ada serangan yang mematikan, mende...
-
17 Agustus 2009, hari ini, aku bebas merdeka,… seharusnya ada acara wajib, upacara 17-an pukul 6.30 pagi di kantor, tapi aku dengan kemerdek...
-
1 of 3 2 of 3 3 of 3 Ini adalah Episode program Telisik di ANTV dengan judul Bisnis Narkoba di Dalam Penjara. Episode ini diputar pada Agust...
-
HANTU FENOMENAL DI KBRI WASHINGTON DC Oleh: Alam Burhanan Di Virginia, AS “Mas, tadi malam saya denger main pianonya bagus sekali”...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar